Pemeliharaan
cubicle M6 DM1A / DM12, Mengapa Harus
dilakukan pemeliharaan cubicle?
Ketika input
tegangan oleh operator di cubicle maka saat itu juga terjadi switching
pada ketahanan trafo dalam upaya
menyalurkan daya, konteks disini trafo harus dalam keadaan baik, baik pada
tegangan tembus oli trafo atau pada coil
coil pada trafo, dan operator input
tegangan pada trafo tampa beban.
Apabila pada
trafo mengalami suara menggerung…? Saya akan bahas pada pembahasan selanjutnya…
Bagaimana
dicubicle terjadi desis
Bagaimana
dicubicle mengalami terjadinya corona
Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan
listrik tegangan tinggi adalah
serangkaian
tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga dapat
dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi
adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
a). Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.
b). Untuk memperpanjang umur peralatan.
c). Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
d). Meningkatkan Safety peralatan.
e). Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
Faktor yang paling
dominan dalam pemeliharaan peralatan
listrik tegangan tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi minyak, udara dan gas
atau
vacum. Suatu
peralatan akan
sangat
mahal
bila isolasinya
sangat
bagus, dari isolasi inilah dapat ditentukan sebagai dasar pengoperasian peralatan. Dengan demikian isolasi
merupakan bagian yang terpenting
dan sangat menentukan umur dari peralatan.
Untuk itu kita
harus memperhatikan
/ memelihara
sistem
isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun
penyebab kerusakan isolasi.
Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita
membedakan antara
pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan
memelihara (kalibrasi
/ pengujian,
koreksi
/ resetting serta
memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam.
Jenis-jenis Pemeliharaan.
Jenis–jenis pemeliharaan
peralatan adalah sebagai berikut :
a). Predictive Maintenance
(Conditional
Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan
cara memprediksi kondisi suatu peralatan
listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan
listrik tersebut
menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat
diketahui gejala kerusakan
secara dini.
Cara
yang biasa
dipakai adalah
memonitor
kondisi secara online
baik pada
saat
peralatan beroperasi atau
tidak beroperasi.
Untuk ini diperlukan peralatan
dan personil
khusus untuk analisa. Pemeliharaan
ini disebut
juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ).
b). Preventive Maintenance (Time Base
Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang
optimum
sesuai
umur
teknisnya. Kegiatan
ini dilaksanakan
secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction
Manual dari
pabrik, standar-standar yang
ada ( IEC, CIGRE, dll
) dan pengalaman operasi
di lapangan. Pemeliharaan
ini disebut juga dengan
pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ).
c). Corrective Maintenance adalah
pemeliharaan yang
dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu
ketika
peralatan
listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan
ini
disebut juga
Corective Maintenance, yang bisa berupa
Trouble Shooting
atau penggantian part/bagian yang rusak atau
kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.
d). Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan
yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan mendadak yang waktunya
tidak tertentu dan sifatnya darurat.
Pelaksanaan pemeliharaan peralatan
dapat dibagi 2 macam :
1).
Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau petugas
patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu Induk Tanpa Operator).
2).
Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
1 TUJUAN
Prosedur ini dipergunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemeliharaan Busbar 20 KV
2 PERALATAN KERJA
1.
Megger : 1 buah
2.
Avo Meter : 1 buah
3.
Kunci Ring : 1 set
4.
Kunci Pas
: 1 Set
5.
Obeng + & -
: 1 set
6.
Grounding : 1 Set
7.
Sarung Tangan : 2 set
8.
Tester 20 KV: :
1 buah
9.
Vacum Cleaner : 2 buah
10.
Stop Kontak Rol :
1 buah
11.
Kuas 2" : 4 buah
12.
Megger 5000- `10.000 V DC : 1 set
13.
Megger 250 - 1000 V DC : 1 set
3 PERLENGKAPAN K3
1 Sepatu
tahan tegangan
2 Topi
Pengaman
3 Tanda
pengaman
4 Kotak PP lengkap
5 Rantai pengaman
6 Sabun
4. MATERIAL
1.
Alkohol
2.
Lap kain
3.
Isolasi Termis
4.
Kertas Gosok
5.
Contak Cleaner
6.
WD 40
5 REFERENSI
Standard Operation Prosedure
Pemeliharaan Busbar 20 KV
6 LANGKAH KERJA
1.
Berdoa bersama memohon keselamatan dan kesuksesan dalam melaksanakan pekerjaan
2.
Persiapan peralatan
kerja
3.
Mengisi formulir
SPK
4.
Kordinasi dengan SRB dan Dispatcher
5.
Manuver jaringan, pelepasan
PMT penyulang dengan sistem remote control dan mengeluarkan PMT
sampai dibagian depan kubikel (semua PMT dalam satu Busbar).
6.
Memasang tanda pengaman
jangan dimasukkan/sedang dikerjakan
7.
Melepas PMT incoming 20 KV oleh
SRB
8.
Test tegangan ujung kabel penyulang
(kabel out going) dan busbar dengan tester 20 KV, jika aman
dilanjutkan :
9.
Memasang grounding pada ujung
kabel penyulang
(kabel out going)
10. Memasang grounding
pada busbar
11. Memasang tanda pengaman (Pentanahan masuk)
12. Membuka tutup Busbar
13. Melepas kabel VT/PT dari Busbar
14. Melepas ground Busbar
15. Mengukur tahanan isolasi Busbar ( sesuai blangko isian yang telah disiapkan)
16. Mengecek terminal
dan instalasi Heater
17. Membersihkan Vict contack dari gemuk kering dengan menggunakan
lap kain dan alkohol kemudian
dikeringkan dengan menggunakan vacum cleaner
18. Membersihkan Spout/moulding dan busbar dengan menggunakan, lap kain dan alkohol kemudian
dikeringkan dengan menggunakan vacum cleaner
19. Membersihkan kotoran
yang ada di sekitar busbar dengan menggunakan lap kain dan Cleaner
20. Membersihkan busbar dengan lap kain , alkohol dan keringkan dengan menggunakan vacum cleaner
21. Mengecek kekencangan semua mur baut busbar, jika ada yang kendor dikencangkan
22. Mengecek kekencangan semua mur baut isolator binen, jika ada yang kendor dikencangkan
23. pertama, jika hasilnya
tidak baik laporkan
ke atasan/ Manajer.
24. Jika hasil pengukuran tahanan
isolasi baik, maka pasang kembali
kabel VT/PT
pada busbar.
25. Memasang tutup
Busbar kembali
26. Mengumpulkan alat-alat kerja dan ditempatkan pada tempatnya.
27. Cek ulang mungkin
masih ada alat kerja atau lap kain yang masih ketinggalan
28. Cek atau amati lagi hasil pengukuran
apakah tidak ada yang salah atau masih ada kekurangan
atau sudah benar.
29. Jika semua dinyatakan
hasilnya baik/laik pakai maka busbar siap
dinormalkan
30. Melepas grounding
pada ujung kabel penyulang (out going)
31. Melepas tanda pengaman
( sedang dikerjakan dan pentanahan
masuk)
32. Koordinasi dengan
Dispatcher dan SRB
33. Hidupkan/Onkan
PMT Incoming oleh SRB
34.
Busbar Sudah normal kembali
35.
Pemeliharaan busbar selesai
jual cubicle
schneider sm6 24 Kv type switchgear IM PM CM TM QM type CB DM1A in ready
stok,
Trafo
Distribusi merk Trafindo, Schneider,
Sintra, voltra, bambang Djaja
klik disini :
" semoga
di masa dekat ini kita menjadi partner yang terbaik". amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar